Whitney Houston - One Moment in Time .mp3
Found at bee mp3 search engine

Kamis, 19 Januari 2012

Sambungan dari "Zao Jun"(Dewa Dapur)

                               Dewata Lain yang juga Ditempatkan di Dapur
Kita mengetahui bahwa dapur adalah tempat yang sangat penting pada zaman dahulu karena merupakan pusat kegiatan sehari-hari dan di sana tempat dibuatnya makanan yang merupakan sesuatu hal yang sangat vital dalam menyokong kehidupan manusia.

Oleh karena itu tidak heran bahwa di Jepang, rupang Dewata atau Bodhisattva ditempatkan di dapur, misalnya:

1. Mahakala. Ia dianggap sebagai pelindung persediaan makanan sehingga digambarkan menaiki karung beras. Rupang nya ditempatkan di dapur vihara India, Tiongkok dan Jepang. Praktek penghormatan pada Mahakala di dapur vihara-vihara Jepang dimulai oleh Bhiksu Saichou di gunung Hiei pada abad 9M.

2. Skandadeva. Skanda dianggap sebagai pelindung Vihara dan anggota Sangha. Oleh karena itulah beliau ditempatkan di dapur vihara-vihara Zen.

3. Manjushri Bodhisattva, prajna para Buddha, ditempatkan di dapur pada era HeiAn untuk menyimbolkan bahwa untuk menata dan mengurusi hal-hal rumah tangga haruslah dengan kebijaksanaan dan kedisiplinan.

4. Mikuriya Myojin (Aiman dan Aigo) dan Ajimi Jiso (salah satu perwujudan Ksitigarbha) adalah para ‘Dewa Dapur’ di tradisi Shingon di Gunung Koya. Dulu, Aiman dan Aigo tiap harinya membawakan makanan pada Bhiksu Kukai. Mikuriya Myojin adalah salah satu perwujudan Acalanatha Vidyaraja. Kata-kata “Kuriya” di Jepang dipakai untuk mendeskripsikan lantai kapur.

Konon Sanbo Kojin adalah emanasi Manjushri Bodhisattva dan Acalanatha Vidyaraja.
Namun para Bodhisattva dan Dewa di atas BUKANLAH Dewa Penjaga Dapur (perkecualian mungkin bagi Sanbo Kojin). Majushri, Skandadeva, Mahakala dan Ksitigarbha bukanlah Dewa Penjaga Dapur.

Mereka ditempatkan didapur karena dapur merupakan sumber dan pusat dari kebutuhan manusia sehari-hari atau kegiatan dalam suatu rumah. Diharapkan bahwa kebijaksanaan dan berkah para dewa dan Bodhisattva memberkahi keluarga dalam suatu rumah atau para Bhiksu dalam suatu vihara. jadi penempatannya didapur itu hanya merupakan suatu tindakan simbolik saja.

Karena dapur dianggap merupakan tempat yang penting, maka tidak heran kalau rupang Bodhisattva dan Dewa ditempatkan di sebuah tempat yang dianggap penting, bukan..?

Satu-satunya Dewa dalam agama Buddha yang mungkin dapat disebut sebagai Dewa Dapur yang sesungguhnya hanyalah Sanbo Kojin atau Bodhisattva Kinnara (Ta Shen Cin Na Lo Wang Pusa).

Nah..bagaimana dengan dewa penjaga pintu..?

Konon,begini ceritanya:
Zaman dulu kala disebuah dinasti diTiongKok, ada seorang Kaisar yg kalau tidur suka mimpi buruk, diapun punya dua jendral setia yg sudah terkenal reputasinya berperang ke-mana” dan selalu menang, dan hal biasa dizaman itu apabila, pimpinan jadi sasaran pembunuhan selain juga banyak cerita mengenai roh jahat.dll

Untuk menghilangkan efek tekanan mental dan psikologis Kaisarnya, kedua jendral tsb menyatakan akan menjaga pintu masuk kekamar Kaisar dan mengusir penjahat maupun roh jahat yg mau mengganggu tidurnya Kaisar, setelah beberapa lama, ternyata metoda itu berhasil,

Kaisarpun tidurnya nyaman, karena merasa kasihan dengan kedua jendral tsb, kaisar memerintahkan, dilukislah gambar kedua jendral dikanan kiri pintu sesuai dengan ukuran orang aslinya,sehingga tidak perlu lagi kedua jendral tsb yg jagain itu pintu.
Kebiasaan ini rupanya tersebar luas kemasyarakat dan ditiru pula dipintu kelenteng”, dan kedua jendral tsb akhirnya dipuja sebagai dewa pintu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar