5 Kudeta yang Pernah Terjadi di Dunia
[UNIKNYA.COM]: Berdasarkan wikipedia,
kudeta (bahasa Perancis: coup d’État pengucapan bahasa Perancis:
[\ˌkü-(ˌ) dā-ˈtä\] atau disingkat coup pengucapan bahasa Perancis:
[\ˈkōp\]) berarti merobohkan legitimasi atau pukulan terhadap negara
adalah sebuah tindakan pembalikan kekuasaan terhadap seseorang yang
berwenang dengan cara ilegal dan sering kali bersifat brutal,
inkonstitusional berupa “penggambilalihan kekuasaan”, “penggulingan
kekuasaan” sebuah pemerintahan negara dengan menyerang (strategis,
taktis, politis) legitimasi pemerintahan kemudian bermaksud untuk
menerima penyerahan kekuasaan dari pemerintahan yang digulingkan. Kudeta
akan sukses bila terlebih dahulu dapat melakukan konsolidasi dalam
membangun adanya legitimasi sebagai persetujuan dari rakyat serta telah
mendapat dukungan atau partisipasi dari pihak non-militer dan militer
(tentara). Berikut uniknya.com merangkum 5 kudeta yang pernah terjadi di
dunia:
1. Glorious Revolution
Glorius Revolution atau lebih dikenal
juga dengang sebutan Revolusi 1688, sebuah gerakan radikal untuk
menggulingkan kekuasan Raja James II dari Inggris (James VII dari
Skotlandia) pada 1688. Raja James II digulingkan oleh anggota parlemen
yang tidak menyukainya dan dibantu oleh pasukan militer pimpinan William
III dari Orange-Nassau.
Dan sebagai hasilnya William III
berhasil menguasai mahkota Kerajaan Inggris. Revolusi 1688 di dalam
sejarah Inggris dikenal pula sebagai kudeta paling berdarah yang pernah
dialami oleh Monarki Inggris, meski hanya beberapa pihak yang
mengakuinya (anglonsentris). Di kawasan Irlandia yang bahkan tiga kali
pertajadi pertempuran sengit, tidak dihiraukan, begitu dengan yang
terjadi di Skotlandia. Bahkan di Inggris, revolusi 1688 ini tidak
seluruhnya ‘berdarah’.
Meski banyak polemik dalam pencatatan
sejarah di Inggris, namun penggulingan RAja James III merupakan awal
dari berjalannya sistem demokrasi parlementer. Pihak kerajaan tidak lagi
memiliki kekuasaan yang mutlak, dan Bill of Right menjadi sebuah
dokumen terpenting dalam sejarah perjalanan politik di Inggris.
2. Revolusi Oktober
Revolusi Oktober yang lebih dikenal
dengan Revolusi Soviet, dan Revolusi Bolshevik, adalah sebuah
penggulingan kekuasan yang dilakukan oleh para kaum pekerja dan tentara
rakyat. Fase Revolusi kedua yang terjadi di Rusia setelah Februari 1917,
dan Revolusi Bolshevik pun terjadi di tahun yang sama. Revolusi
Bolshevik bertujuan menggulingkan Pemerintahan Provinsional Rusia dan
memberikan semua wewenang kepada pihak Bolsheviks. Revolusi ini pun
mengawali terjadinya Perang Sipil di Rusia yang berlangsung pada 1917
hingga 1922, dan memicu terciptanya persatuan wilayah di Rusia (Uni
Soviet).
Revolusi yang dipimpin oleh Bolsheviks,
sebelumnya telah melakukan propaganda secara intens kepada para rakyat
dan pejabat di Petrogad, dan tak lama setelah itu mereka pun membangun
pasukan bersenjata. Tentara Merah Bolshevik pun dibentuk dan berada di
bawah pengawasan Komite Pasukan Revolusi, menyerang bangunan-bangunan
pemerintah pada 24 Oktober 197. Bahkan di keesokan harinya 25 Oktober,
mereka berhasil menduduki Istana Musim Dingin, gedung provinsional
Petrogard, yang juga Ibukota Rusia.
3. 18 Brumaire
Peristiwa 18 Brumaire merupakan sebuah
aksi kudeta yang terjadi di Perancis, revolusi ini digagas oleh Jendral
Napoleon Bonaparte dan berhasil menggulingkan kekuasaan Direktori
(distrik) Perancis dan merubahnya menjadi sebuah Konsulate (perwakilan).
Revolusi ini terjadi pada 9 November 1799, bersama dengan 18 Brumaire
tahun VII dalam kalendar Republik Perancis.
Pagi hari di 18 Brumaire, para anggota
dewan yang besimpati terhadap gerakan kudeta memperingati semua rekannya
mengenai adanya konspirasi dan menyuruh mereka untuk mengungsi ke
Chataeu de Saint-Cloud, yang terletak di sebelah barat Paris. Pagi itu
Jendral Napoleon Bonaparte pun diberi tugas untuk mengawasi dua anggota
dewan. Bahkan setelah menyebarnya isu kudeta, Sieyes dan Roger Ducos pun
mundur dari jabatnya sebagai direktur. Demikian pula dengan Barras,
setelah melalui upaya persuasif yang dilakukan oleh Talleyrand dan
pasukannya.
Pengunduran tiga dari lima direksi
dirasakan sudah cukup untuk mengalihkan kekuasan, meski dua direktur
wilayah Jacobin, Gohier dan Moulin menolak untuk menyerahkan jabatannya.
Gohier berhasil ditangkap sementara Moulin berhasil melarikan diri,
meski demikian mereka tidak begitu membahayakan bagi kelangsungan
pengalihan kekuasaan yang baru. Namun ternyata beberapa hari kemudian
tercium sebuah gerakan pembangkangan di wilayah Jacobin yang didalangi
oleh Gohier dan koleganya Moulin. Segera Napoleon beserta pasukan
kecilnya memasuk ruangan Gouhier dan berhasil menghentikan semua
percobaan kudeta di dalam kudeta. Atas aksi-aksi dan pemikirannya yang
gemilang selama kudeta 18 Brumaire, Napoleon kemudian menjadi penguasa
Perancis.
4. Revolusi Xinhai
Revolusi Xinhai atau Revolusi Hsinhai,
juga dikenal dengan sebutan Revolusi 1911 dan Revolusi China. Revolus
ini diawali dengan meningkatnya gerakan kaum Wuchang pada 9 Oktober
1911, dan mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Puyi pada 20 Februai 1912.
Revolusi ini disebabkan oleh adanya konflik antara kekuatan Dinasti Qing
(1644-1911) dengan aliansi Revolusioner Rakyat China. Kudeta ini
dinamai Revolusi Xinhai karena saat itu bertepatan dengan Tahun Xinhai
berdasarkan perhitungan kalendar China.
Revolusi Xinhai merupakan bukti
ketidak-senangan para mahasiswa, tokoh intelektual dan rakyat China
terhadap pemerintahan Dinasti Qing yang telah melakukan korupsi, tidak
mampu untuk menangkis kekuatan asing dan mayoritas etnis Han yang
mendominasi etnis-etnis minoritas di China. Revolusi Xinhai tidak begitu
saja meubah bentuk pemerintahan dari kekaisaran menjadi republik,
karena China memiliki wilayah yang luas dan telah terlalu lama memiliki
kebijakan yang berbeda (tidak berpusat). Namun demikian, kekuasaan dan
kekuatan Dinasti Qing dapat digulingkan pada 12 Februari 1912 dan
merubah bentuk pemerintahan China menjadi negara republik.
5. Kudeta di Cheska dan Slavia 1948
Kudeta yang terjadi pada 1948 di
Cekoslovakia (sekarang berpisah menjadi Rep.Cheska dan Slavia) didalangi
oleh gerakan partai komunis, yang mendapatkan bantuan kekuatan dari
pihak luar, Uni Soviet. Para kaum komunis di Cekoslovakia sudah gerah
dengan kediktatoran yang meraja lela di negeri mereka yang berlangsung
selama empat dekade. Gerakan kudeta ini tidak berlangsung di kawasan
Cekoslovakia saja, namun menyebar hingga ke kawasan perbatasa-perbatasan
negara,sehingga pada akhirnya menyulut sebuah peperangan dingin antara
pengaruh barat (liberal) dan timur (komunis). Negara-negara barat bahkan
berhasil Jerman bagian barat dengan menggunakan sebuah nota kesepahaman
yang dikenal dengan Marshall Plan, sehingga ketika kekuatan komunis di
Perancis dan Italia berhasil di redam, maka Jerman berhasil di bagi
dua.(**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar