5 Cara Unik Meramal Kesehatan
Meramal atau
nujum adalah prediksi mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di
masa mendatang. Meramal biasanya selalu dikaitkan dengan paranormal
atau praktek perdukunan.
Sepanjang sejarah, manusia
selalu ingin tahu dengan apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Keingintahuan tersebut dicari melalui individu atau kelompok yang
dianggap memiliki kemampuan meramal. Sebagai contoh kaum oracle pada
masa Yunani Kuno. Di zaman maju seperti sekarang ini, ternyata masih
banyak orang yang percaya dengan ramalan paranormal. Mereka bahkan
sengaja datang ke paranormal sekedar untuk menanyakan masalah pribadi,
mulai dari pekerjaan, karir, hingga perjodohan.
Masih tingginya minat dan
kepercayaan masyarakat terhadap dunia ramalan, membuat pamor paranormal
menanjak. Tak hanya itu, dunia ramalan pun seakan menjadi ladang baru
dalam mendapatkan keuntungan materi. Sejumlah operator seluler sempat
ada yang membuka layanan ramalan, melalui tarif pulsa premium tentunya.
Sebenarnya, tidak ada
manusia yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Hanya saja, jika sekedar iseng ingin tahu dengan dunia ramalan, kami
akan menayangkan cara unik meramal kesehatan:
1. Garis Tangan
Garis tangan ternyata tidak
hanya menjadi media meramal masa depan. Melalui garis tangan, seseorang
juga bisa mengetahui masalah kesehatannya. Meramal melalui media garis
tangan bisa dilakukan sendiri dengan melihat petunjuk.
Garis di telapak tangan yang mejadi media meramal kesehatan adalah garis hepatica. Garis ini melengkung dari tengah pergelangan tangan mengarah ke jari kelingking.
Jika di telapak tangan tidak ada garis tersebut, maka orang tersebut memiliki fisik yang kuat dan sehat. Jika garis hepatica ini terukir maka daya tahan tubuhnya rendah. Kemudian jika garis hepaticanya bergelombang, maka orang tersebut biasanya memiliki masalah pencernaan.
Jika garis hepaticanya terlihat kabur, maka seseorang memiliki stamina yang kurang prima. Selain itu, jika garis hepaticanya
menyentuh garis kehidupan atau garis mars yang melengkung dari
pergelangan tangan bagian dalam mengarah ke ibu jari, maka orang
tersebut memerlukan perawatan ekstra pada saat itu.
2. Panjang Jari
Para peneliti insitut
penelitian kanker di Inggris, telah membandingkan lebih dari 1.500 pria
penderita kanker prostat dengan lebih dari 3.000 pria lain secara acak.
Hasilnya, pria yang memiliki telunjuk lebih panjang dari jari manis. 33
persen berpeluang lebih rendah mengembangkan kanker prostat.
Selain itu, pria yang
berusia muda dengan jari telunjuk lebih panjang dari jari manis,
memiliki peluang mengalami kanker prostat lebih kecil, dengan penurunan
resiko 87 persen. Jadi, dengan melihat bentuk jari, diagnosa penyakit
sudah bisa diramalkan.
3. Urutan Lahir
Meski tidak ada bukti
nyata, namun beberapa studi dan penelitian menunjukkan bahwa anak
laki-laki pertama yang dilahirkan, memiliki hormon estrogen lebih tinggi
saat kelahiran sehingga meningkatkan resiko kanker testis di masa
depan.
Anak yang lebih tua juga
memiliki resiko lebih besar mengalami leukimia. Seorang ahli genetika
molekuler dan juru bicara institut penelitian kanker atau ICR di London,
Elizabeth Raplet mengatakan, banyak saran untuk menghindarkan anak yang
lebih tua dari paparan virus dan bakteri di sekitar.
4. Kekuatan Genggaman Tangan
Genggaman tangan ternyata
bisa menjadi media ramalan. Studi 25 tahun terhadap lebih dari 6.000
pria berusia 45 hingga 68 tahun menemukan, kekuatan cengkraman adalah
prediktor terbaik kesehatan seseorang dikemudian hari.
Mereka yang daya
cengkramnya lebih lemah, dua kali lebih bersiko mengalami gangguan
kesehatan dari mereka yang memiliki genggaman kuat. Dalam sebuah studi
terpisah yang dilakukan pada pria dan wanita usia lanjut ditemukan,
kekuatan mencengkram berkaitan dengan usia.
5. Rambut Rontok
Para peniliti dari Harvard
Medical School melakukan penelitian tentang rambut rontok, khususnya
kebotakan di puncak kepala. Kebotakan di puncak kepala, konon berkaitan
erat dengan peningkatan resiko penyakit jantung. Pria yang botak di
puncak kepala, 36 persen lebih memungkinkan memiliki gejala penyakit
jantung daripada pria yang berambut lebat.
Menurut profesor kedokteran
di Harvard Medical School, Joann Manson, para peneliti menemukan pria
dengan kebotakan luas di bagian atas, memiliki resiko besar tersarang
penyakit jantung. Waduh, repot juga ya. Sudah malu tak punya rambut,
eh beresiko jantungan pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar