Membaca Buku Secret Life Of Water - Masaru Emoto
Masaru Emoto adalah seorang Doctor yang menemukan kejaiban pada air, dan telah berhasil membuktikan sebuah fakta bahwa manusia dapat berkomunikasi dengan alam, dan alam akan menunjukkan reaksinya.
Dari semua buku Masaru Emoto yang saya baca, beliau selalu mengaitkan sifat air dengan sifat alam dan kaitannya dengan jiwa manusia;
Memang benar, air adalah bagian dari alam semesta, air adalah sumber kehidupan, dan dalam tubuh seorang manusia dewasa sebanyak 70% adalah tersusun dari air.
Saya tidak merasa heran, mengapa hanya dengan memahami air, Masaru Emoto dapat memahami sifat alam, karena memang semua elemen dan unsur-unsur yang ada dalam alam semesta mempunyai keterkaitan, dan banyak yang bisa kita pahami dari alam diluar batas ilmu pengetahuan.
Tentang Kebahagiaan:
Semua orang mencari kebahagiaan, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang yang sudah berusia lanjut. Hanya saja beberapa tidak dapat memahami dengan jelas, memahami lebih dalam apa kebutuhan dari jiwa yang sesungguhnya, dan Kita sering kali menganggap dunia materialist kehidupan sebagai hal yang yang bisa membuat jiwa kita bahagia, benarkah demikian?
"Ketika kita mulai membandingkan kita dengan orang lain, kita mulai beresonasi dengan hado ketidakbahagiaan. Selama kita masih mencari kebahagiaan dari luar diri kita, maka tidaklah mungkin kita menemukan kebahagiaan sejati".
Banyak yang selalu suka membanding-bandingkan dengan orang lain, padahal pada kenyataannya setiap orang mempunyai ciri khas masing-masing, tidak ada yang tercipta sama, kecuali mirip. Manusia tidak akan pernah puas memenuhi nafsu dan kehendaknya, karena alam semesta ini adalah sesuatu yang tidak terbatas bagi mereka yang mempunyai pola berpikir demikian. Ketika kita bisa menerima dan menyatu dengan alam, kita baru dapat menerima segala kebaikan dari alam.
Cara yang terbaik untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan menggali potensi pada diri sendiri, terbebas dari apa yang orang ragukan dari Anda.
"Pencarian kebahagiaan pada akhirnya dan sederhananya adalah pencarian diri. Anda dapat mencari kebahagiaan sampai ketempat-tempat yang jauh, tapi Anda tetap akan menemukannya di telapak tangan Anda sendiri"
Benar, hal yang menentukan bahagia/tidak bahagia tergantung pada diri sendiri, bukan sebaliknya mencari kebahagiaan dari luar, karena ia hanya akan bersifat sementara.
Tentang Percobaan yang dilakukan pada nasi:
"... kami menaruh nasi ke dalam tiga stoples kaca, kemudian kepada salah satu stoples itu kami berkata, "Bodoh!", kepada stoples lain kami berkata, "Terimakasih", dan kepada stoples ketiga kami tidak mengatakan apa-apa. Nasi yang kami taruh di stoples yang mendapat ucapan "Terimakasih" mengalami peragian serta mengeluarkan aroma yang enak. Nasi di dalam stoples yang mendapat ucapan "Bodoh!" menjadi berwarna gelap dan membusuk. Nasi di dalam stoples yang tidak mendapat ucapan apapun menjadi berwarna hitam serta menebarkan bau yang sangat menyengat"
"Tetapi itu bukan akhir dari cerita, saya membawa ketiga stoples tersebut ke sebuah sekolah dasar dan murid-murid disitu mengucapkan "Terimakasih" kepada nasi di dalam semua stoples. Dalam waktu yang tak terlalu lama, nasi di dalam ketiga stoples itu mengalami peragian dan mulai menebarkan aroma sedap--bahkan nasi yang sebelumnya didiamkan".
"Hal itu menunjukkan bahwa sesuatu yang sedang sekarat dan membusuk pun dapat dihidupkan atau dipulihkan kembali oleh perhatian penuh kasih yang tulus, kata-kata yang menyejukkan serta pikiran positif".
Dari hasil percobaan yang dilakukan Masaru Emoto, membuktikan sesuatu hal yang kemarin pernah saya bahas dengan Jevvy Audy, tentang mengapa bila bumi adalah kotor dan berdosa, Tuhan tidak memusnahkannya. Karena Tuhan lebih mengetahui sifat alam, terbukti dari percobaan objektif diatas.
Namun ada hal yang saya pahami lebih jauh mengenai hasil percobaan tersebut, adalah bila nasi diibaratkan dengan umat manusia, kata "Terimakasih" diibaratkan sebagai "Kebenaran/Jalan Ketuhanan", kata "Bodoh" yang ditujukan kepada nasi sehingga membuat nasi hitam dan membusuk diibaratkan dengan iblis, maka bisa dibayangkan hasil/output dari umat manusia tersebut, karena saya percaya segala sesuatu akan menjadi indah bila kita diberikan jalan untuk menelusuri "Kebenaran".
Saya ingat sebuah pernyataan dari dalam buku Zhuan Falun, yang mengatakan, "manusia ibarat sebuah wadah, apa yang terisi itulah yang terefleksikan keluar". Dan sebenarnya saya merasakan bahwa pernyataan tersebut tidak hanya berlaku untuk manusia, melainkan juga berlaku untuk setiap elemen dan molekul dari alam. Kita dapat merasakan hal tersebut dari berbagai macam cara, dan cara yang sering saya lakukan adalah menghirup udara dengan perasaan yang gembira, maka Anda akan merasakan energi dari molekul halus tersebut masuk dan menelusuri pembuluh darah. Sedangkan cara yang dilakukan Masaru Emoto adalah dengan mengambil secangkir air minum, lalu berkata dengan halus kepada air, "Saya mencintaimu" dan "Terimakasih", lalu meminumnya, dan ketika saya mencobanya saya merasakan air itu menjadi sejuk dan masuk keperut, energinya menjadi berlipat ganda. Ia adalah apa yang diisikan, itulah yang terefleksi yang saya pahami dari sudut lain. Apabila kita ingin bahagia, maka isilah hal-hal yang positif kedalam pikiran, baik itu musik, perkataan, motivasi, dsb sehingga gelombang yang terpancarkan melalui pikiran dapat menjadi lebih baik, dan suasana pun dapat berubah menjadi lebih baik.
Anda tidak akan menyesal membeli dan membaca buku Secret Life Of Water
Tidak ada komentar:
Posting Komentar